Selasa, 24 Desember 2013

makalah elastisitas permintaan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran  yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran  jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan  dan penawaran terhadap perubahan harga.
Makalah ini akan membahas mengenai elastisitas permintaan. Dalam analisis ekonomi secara teori maupun dalam praktek sehari-hari sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan permintaan barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga, atau permintaannya adalah elastis. Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya tidak banyak berubah maka dikatakanlah bahwa permintaannya tidak elastis.
Dari uraian di atas perlu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep yaitu elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas permintaan silang. Dari ketiga konsep tersebut yang paling penting adalah elastisitas permintaan harga.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian elastisitas permintaan?
2.      Bagaimanakah manfaat mengetahui elastisitas permintaan?
3.      Apa sajakah jenis-jenis elastisitas permintaan?
4.      Bagaimanakah faktor yang menentukan elastisitas permintaan?
1.3  Tujuan
1.      Memahami pengertian elastisitas permintaan
2.      Mengetahui manfaat dari elastisitas permintaan dan pengaplikasiannya
3.      Mengetahui jenis-jenis elastisitas permintaan
4.      Mengetahui faktor-faktor yang menentukan elastisitas permintaan











BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.







2.2     Manfaat mengetahui Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan memiliki banyak manfaatnya, di antaranya adalah:
1.      Bagi pemerintah, elastisitas permintaan bisa dipergunakan untuk mengukur sejauh mana kebergantungan masyarakat terhadap komoditas tertentu
Misalnya, sejauh mana perubahan permintaan terhadap beras ketika harga beras berfluktuatif. Bila masyarakat “tak peduli” dengan perubahan harga beras, itu artinya kebergantungan masyarakat terhadap beras masih tinggi. Namun, bila naik turunnya harga beras sangat berpengaruh pada permintaan, maka itu artinya masyarakat sudah tak terlalu bergantung lagi pada beras. Mungkin, masyarakat sudah menemukan sumber energi lain yang tidak berasal dari beras sehingga beras tak lagi menjadi bahan kebutuhan primer.
2.      Bagi produsen, elastisitas permintaan adalah salah satu cara untuk mengukur bagaimana sifat dari barang yang diproduksi.
Di daerah panas, kipas angin bukanlah barang mewah. Hal tersebut semakin dibuktikan ketika harga kipas angin berubah, jumlah pemintaan terhadap kipas angin tak terlalu berubah. Sebaliknya, di daerah pegunungan kipas angin bisa jadi adalah barang mewah karena keberadaannya memang tak sepopuler di daerah panas. Sehingga, naik turunnya harga kipas angin di daerah pegunungan, akan membawa pengaruh pada jumlah permintaannya.
Dari kasus sederhana tersebut, produsen bisa mengambil kebijakan untuk memperbanyak menjual kipas angin di daerah panas daripada di daerah dingin. Hal ini berlaku juga bagi hal yang lain - lain.
3.      Bagi konsumen
Secara pribadi, konsumen bisa mengukur tingkat kemampuan finansialnya dari elastisitas permintaan yang ia miliki. Bagi seseorang, fluktuasi harga AC tak terlalu bermasalah karena dia memiliki kemampuan finansial yang cukup. Namun, bisa jadi hal tersebut tak berlaku untuk yang lain.  Oleh karena itu, elastisitas permintaan bisa mewakili individu untuk menilai sejauh mana kemampuannya atau daya belinya. Semakin sensitif, maka daya belinya semakin lemah karena itu artinya si konsumen baru akan “melirik” barang tersebut ketika harga sudah murah. Sedangkan, semakin tidak sensitif, maka daya belinya semakin bagus karena konsumen tak terlalu peduli dengan harga.
2.3     Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
2.3.1 Elastisitas Harga (Price Elasticity Of Demand)
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Ep =         Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Persentase perubahan harga

Ep =        P/Q . ΔQ/ΔP
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep=2 mempunyai arti bila harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya, semakin besar nilai negatifnya semakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolute. Ep=2 artinya sama dengan Ep=-2.

1.      Angka Elastisitas Harga
a.      Elastis (Ed > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan naik 20%. Contoh : barang mewah seperti mobil.
Grafiknya adalah:
sumber: http://eziekim.wordpress.com/2010/06/08/about-economy-pt-3/
Lihatlah grafik di atas. Ciri- ciri permintaan elastis selain penghitungannya yang lebih dari 1, yaitu grafiknya landai seperti di atas. Pada grafik di atas sudah terlihat jelas bahwa penurunan harga sedikit saja (dari P1 ke P2) berakibat pertambahan permintaan yang begitu besar (dari Q1 ke Q2). Bila dibuat dalam bentuk persentase, maka persentasi perubahan Q jauh lebih besar dari persentase perubahan P.
Ø  Contoh kasus:
Diketahui bahwa harga barang X berubah dari Rp 100.000 menjadi Rp 150.000. Perubahan harga tersebut menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dari 200 menjadi 50. Berapakah elastisitasnya?
Jawab:
Ed = 1,5 (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)

b.      Inelastis (Ed < 1)
Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Apabila harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6%. Contoh : perubahan harga beras tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras.
Grafiknya adalah sebagai berikut:
sumber: http://eziekim.wordpress.com/2010/06/08/about-economy-pt-3/
Lihat grafik di atas. Penurunan harga dari P1 ke P2 tak terlalu membawa dampak terhadap perubahan Q yaitu dari Q1 ke Q2. Persentase perubahan kuantitas barang yang diminta tidak sebesar persentase perubahan harga.  
Untuk lebih jelasnya, lihatlah contoh di bawah ini:


Ø  Contoh kasus:
Diketahui harga barang X naik dari Rp 250.000 menjadi Rp 300.000. Karena perubahan tersebut, jumlah barang yang diminta pun juga berubah yaitu dari 50 ke 45. Berapakah elastisitasnya?
Jawab:
 
Ed = 0,…… (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)
c.       Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga)
Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Elastisitas jenis ini hanya sebatas teori karena pada kenyataannya tidak ada harga yang tetap saat permintaan berfluktuasi. Harga pasti berubah saat permintaan berfluktuasi walau hanya sedikit.


Grafiknya adalah sebagai berikut:
d.      Inelastis Sempurna (Ed = 0)
Berapapun harga yang ada di pasaran, jumlah barang yang diminta cenderung tetap. Hampir sama seperti inelastis, biasanya inelastis sempurna berlaku untuk barang- barang komoditi internasional yang harganya sudah ditentukan secara internasional. Kopi, adalah salah satu contohnya. Berikut ini grafiknya.
sumber: http://eziekim.wordpress.com/2010/06/08/about-economy-pt-3/
e.       Unitary Elastis (Ed = 1)
Jenis elastisitas yang terakhir adalah elastisitas uniter. Persentasi perubahan harga sama dengan persentasi perubahan permintaan. Biasanya, elastisitas jenis ini terjadi pada barang- barang sekunder. Lihat grafiknya di bawah ini:
sumber: http://eziekim.wordpress.com/2010/06/08/about-economy-pt-3/
Lihat grafik di atas. Perubahan harga dari P1 ke P2 besarnya sama dengan perubahan permintaan dari Q1 ke Q2.
Ø  Contoh Soal:
Barang X mengalami perubahan harga dari Rp 100.000 ke Rp 50.000. Karena perubahan harga tersebut, jumlah permintaan pun mengalami perubahan yaitu dari 100 ke 150. Berapakah elastisitasnya?
Jawab:
 
Ed = 1 memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)
Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastic sempurna (perfect inelastic), perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar sumbu datar, permintaan elastic tak terhingga (perfect elastic), perubahan harga sedikit saja, menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya. Permintaan dikatakan elastis unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.
2.      Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastissitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus ini, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas busur (arch elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.
                        Rumus Elastisitas Busur :
        dimana:
                   
                 Atau
                                        

Rumus Elastisitas Titik :

3.        Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga
a.       Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang permintaan makin inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena itu permintaan beras inelastis. Garam tidak ada substitusinya, oleh karena itu permintaanya inelastis sempurna.
b.      Jumlah pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatu barang makin inelastis
c.       Proporsi kenaikan harga terhadap pendapat konsumen. Bila proporsi tersebur besar, maka permintaan cenderung lebih elastis.
d.      Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau nondurabel.

2.3.2    Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Koefisiean yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau denga ringkas elastisitas silang. Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan di antara keduanya digambarkan oelah elastisitas silang. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar 1%.
atau
Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec>0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relative X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Sedangkan apabila Ec<0 adalah="" atau="" bersama-sama="" bisa="" dan="" digunakan="" hanya="" harga="" hubungan="" ikut="" kenaikan="" komplementer.="" menunjukkan="" menurun.="" menurun="" menyebabkan="" penambahan="" pengurangan="" permintaan="" span="" terhadap="" x="" y.="" y="" yang="">
2.3.3         Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarna perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan (Ey) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.
                                   
atau

Umumnya nilai Ey positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ey elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ey>0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ey antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ey>1 merupakan barang mewah (luxurius goods).
Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dinamakan elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan. Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis jika dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.
2.4     Faktor-faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Permintaan
a)      Banyaknya barang pengganti yang tersedia.
            Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang vesar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
            Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pemelinya sukr memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.

b)      Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
            Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

c)      Jangka waktu analisis.
            Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka wakt yang singkat perminataan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.
d)     Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
e)      Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga permintaan menjadi elastic.
BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
           Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Sehingga, Elastisitas Permintaan mempunyai banyak manfaat bagi seluruh masyarakat baik Pemerintah, Produsen, maupun bagi Konsumen.
           Elastisitas Permintaan mempunyai 3 jenis, yaitu: Elastisitas Harga, Elastisitas Silang, dan Elastisitas Pendapatan. Dalam hal ini, Elastisitas Harga terdiri dari Angka Elastisitas Harga dan Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur. Adapun Angka Elastisitas Harga terdiri dari Elastis (Ed > 1), Inelastis (Ed < 1), Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga), Inelastis Sempurna (Ed = 0), dan Unitary Elastis (Ed = 1). Dalam Elastisitas Harga juga membutuhkan faktor-faktor yang menentukan elastisitas Harga. Adapun faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Harga, antara lain: Tingkat substitusi, Jumlah pemakai, Proporsi kenaikan harga terhadap pendapat konsumen, dan Jangka waktu.
Bukan hanya Elastisitas Harga yang mempunyai faktor penentu, tetapi Elastisitas permintaan pun mempunyai faktor-faktor penentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Permintaan, antara lain: Banyaknya barang pengganti yang tersedia, Persentasi pendapatan yang dibelanjakan, Jangka waktu analisis, Produk mewah versus kebutuhan, dan Perubahan harga.
http://www.sitikhoiria061.blogspot.com/

3 komentar:

  1. makasih uda berbagi makalahnya :)

    BalasHapus
  2. Wynn Slots - DWMCD
    The Wynn Slots review. With 상주 출장안마 over 구리 출장마사지 100 free Vegas slots, you 구미 출장마사지 will know that 충주 출장안마 when you play, you can see 김포 출장마사지 every Vegas slot game you can find. The casino

    BalasHapus